Untuk pertama kalinya dalam hidup
jadi pemeran utama dalam drama singkat “Ketinggalan Pesawat”, ternyata sangat
amat menegangkan yaaa, hayooo yang pernah senasib sama-sama pernah ditinggalin
pesawat pas mau berangkat pasti langsung mesem-mesem… he he…
Jadi ceritanya di hari
keberangkatan sesuai yang tertulis di tiket, kami berangkat dari Samarinda menuju
Balikpapan pada hari Jum’at, 30 Desember 2011. Pakai mobil sewaan, ada beberapa
orang yang ikut dan berperan sebagai tim penggembira selama perjalanan..
Alhamdulillah semuanya
lancar dan kami sampai di Balikpapan sekitar jam 1 siang dan dengan keharusan
check-in di Bandara Sepinggan jam 3-4 sore, maka kami bertiga, (Akoe, si Ayah
dan Dinar) didrop di rumah sepupu si Ayah dan Dinar pun bisa maen sebentar sama
para sepupunya… Sementara Kai, Nenek, dan 3 orang family yang lain lanjut
plesiran ke Pantai Manggar… Sebelumnya udah janjian kalo kami bakalan dijemput
lagi untuk selanjutnya diantar ke Bandara.
Singkat cerita kami check-in
sekitar jam 15.30 dan dikasi tau kalo pesawat delay, baru akan terbang jam
20.30, artinya mundur 3,5 jam dari jam keberangkatan semula. Akoe langsung
nyuruh rombongan sirkus pengantar untuk langsung berangkat balik ke Samarinda,
ga usah nungguin kami berangkat karena pasti bakal malem banget baru nyampe rumah
kalo ngotot mau nungguin pesawat berangkat. Akoe ngerasa ga enak bikin urusan orang lain jadi terlibat dalam keruwetan ini dan emang ga pernah terbiasa merepotkan orang lain, termasuk anggota keluarga sendiri.
Jadilah kami bertiga kembali didrop
ke rumah sepupu si Ayah dan mobil langsung bergerak balik menuju Samarinda.
Ribetnya yang tinggal di Ibukota Propinsi tapi
ga punya bandara gede, berangkat-berangkat mesti ke Balikpapan dolo… Hedehhhh…
><
Jam 8 malem kami udah mau ke
Bandara dan ada telpon masuk di hp akoe, ternyata dari petugas Trigana nanyain
posisi kami, akoe jawab udah mau ke bandara dan si mbak petugasnya dengan
judesnya ngomong kalo pesawat udah mau berangkat dan kami udah ketinggalan. Duerrr!!
Yang terbayang di kepala, “Wah, bakalan beli tiket lagi, berapa DUIT itu…” Hu
hu…
Di jalanan si Ayah ngepot
gila-gilaan, akoe dah bilang udah ketinggalan ya udah santai aja.. Ga lucu kalo
tempat tujuan kami jadi berubah dari Labanan menjadi ke Rumah Sakit Terdekat,
kan??
Sampe di sini, apa pendapat
kamoe?? Emang salah kami ya kayanya, kan dikasi tau pesawat berangkat jam 20.30
lah jam 20.00 baru mau jalan ke bandara.. Intinya kami ga mudeng, bahwa kami harus
udah check in sekitar jam 19.00 dan kemudian mengikuti prosedur lain seperti
bayar airport tax dan asuransi, belum lagi antri sebelum masuk Ruang Tunggu
Penumpang.
Petugas check-in Trigana harusnya
menyadari ga semua orang terbiasa memproses informasi dan menyimpulkannya
dengan benar. Kan dia bisa bilang, “Maaf pesawat ditunda, baru akan berangkat
jam 20.30, Ibu check-in minimal satu jam sebelumnya dan silahkan tinggalkan nomer
telepon kalo Ibu mau keluar dari kawasan Bandara” Gitu kan enak, daripada cuma
bilang “Pesawat delay, berangkatnya ntar jam 20.30, pesawat nyampe dari
Banjarmasin paling lambat jam 20.00 “
Petugas check-in counter memberikan
informasi yang sungguh “irit” nian menurutku..
Gini ya, Pak-Bapak, Bu-Ibu,...
Manis-manis begini akoe juga
pernah magang di perusahaan travel penjualan tiket dua kali. Pertama pas SMK
dan pas kuliah sesuai dengan jurusan Pariwisata yang kupilih. Akoe selalu
tekankan ke calon penumpang yang beli tiket kapal/pesawat untuk datang tepat
waktu sesuai jam check-in yang biasanya kami tuliskan di amplop. Lebih awal ga
papa, tapi jangan sampai terlambat.
Pernah satu kali ada penumpang
yang harusnya naik kapal entah tujuan kemana, akoe udah lupa, datang ke kantor
dan marah-marah karena ketinggalan kapal. Akoe ingat bapak itu beli 3 tiket
beberapa hari sebelumnya dan seperti biasa akoe sudah wanti-wanti supaya mereka
bisa datang ke pelabuhan tepat waktu.
So, waktu akoe cek jam berapa
mereka datang ke pelabuhan, ternyata mereka datang sesuai jam keberangkatan
kapal yang tertulis di bagian dalam tiket. Ya telat lah, langsung aja akoe bilang “Kemaren saya bilang bapak datangnya
jam segini pak, ya kan pak…??” sambil nunjuk tulisan waktu kedatangan di
pelabuhan yang ada di bagian depan amplop.
Bapak yang terlihat emosi tadi
langsung diam dan dengan lunglai dan tanpa ada kata-kata langsung pergi bersama istri dan anaknya.
Kesian juga sih, sekarang akoe juga merasakan
apa yang mereka rasakan waktu itu… Tapi, itu murni kesalahan si calon penumpang
setelah diberikan informasi dengan baik, masih juga terlambat…
Kalo aja para petugas yang
berhadapan dengan publik bisa lebih komunikatif, kan akoe ga perlu sport
jantung menempuh bahaya menuju bandara dan menanggung malu seumur hidup karena
ketinggalan pesawat… Hu hu..
*bersambung ke “Ketinggalan
Pesawat part 2”
0 komentar:
Posting Komentar