29 Mei 2012

Melahirkan Dinar, Part 2

15 Juli 2009,
Proses bersalin masih terus berlangsung. Semangat mulai kocar-kacir. Percaya diri mulai menipis seiring semakin lelahnya tubuh emak. Ada Ibu dan ade' yang menemani di rumah sakit. Ade' siap berbekal sebungkus Nasi Padang. Bikin tambah emosi ajah, haha.. Harumnya wangi Rendang, mana perut lapar. Dari semalam udah ga bisa makan karena ilang selera. Eh, dengan cuek dia makan di atas ranjang tempat daku yang jungkir balik ala cacing kepanasan. Mau kena sepak jua kekanak sikung nih!!

Jam 2 siang, dr. Handy muncul. "Loh, kok masih ketawa-ketawa??" heran beliau melihat pasiennya masih belum melahirkan juga. Cek bukaan lagi, dan masih tetep bukaan 3, masya Allah.. Dokter pergi sebentar dan kembali lagi menyatakan bahwa baby mungkin bermasalah. Yang pasti ketuban sudah terlalu lama pecah, sudah 12 jam berlalu, jadi ada resiko kena kuman apalah gitu.. Jeng,jeng!! Operasi Caesar langsung terbayang.

Daku meminta opsi induksi, tapi dokter bilang induksi perlu waktu dan dia ga tau apakah waktu yang diperlukan itu seimbang dengan air ketuban yang tersisa. Hedeh!! Kenapa ga sejak ketuban pecah, daku disarankan induksi. Memang sejak pertama kali datang, bidan hanya mengecek atas permintaanku aja.. selebihnya ya daku dibiarkan begitu saja.. Dokter juga baru menjenguk siang ini.. Kecewa dikit sih, karena peluang menjajal induksi yang katanya asoy luar biasa itu jadi ga bisa kurasakan. Maksudnya, setidaknya peluang bersalin normal itu masih terbuka, dengan mencoba mempercepat pembukaan lewat induksi.

Ok, sekarang sudah terlambat. Daku pun sudah sangat lelah. Telpon suami yang lagi tidur di rumah, suruh balik cepat ke rumah sakit. Padahal katanya baru aja tidur, hihi, kesian.. Begitu nyampe, kita diskusi dan akhirnya sepakat untuk segera caesar aja.. 

Tanda tangan dokumen untuk persetujuan operasi. Pasang infus. Pasang kateter, Ouchhh!! Maknyusss...  Ganti baju seragam warna hijau. Jam 4 kurang dikit daku didorong menuju ruang operasi. Pandangan mata kabur karena kacamata dilepaskan. Semuanya blurrr.. Masuk di ruangan yang dingin, langsung disuruh duduk membungkuk untuk suntik bius di tulang belakang. Baring lagi, ada nurse yang mencukurkan bagian di bawah sana. Hah, pertamakali dalam hidup, orang bebas melihat dan menyentuh bagian tubuh ini selain suami, huhu.. 

Dokter masuk dan bersiap-siap. Daku, karena blur lebih memilih untuk memejamkan mata. Mendengarkan aja suara-suara mereka yang ada di ruangan itu. Berdoa meminta perlindungan-Nya. Perut sudah mati rasa, mengerikan, ga bisa menggerakkan kaki sama sekali. Operasi mulai berjalan. Ga lama, perut rasa bergoyang-goyang sampai ranjang tempat daku berbaring juga rasanya bergoyang. Ya Allah, kupasrahkan segalanya pada-Mu.. Eh, dalam pandangan yang kabur terlihat 'sesuatu' diangkat, melewati tirai kain yang dipasang di dada ini untuk membatasi pandanganku ke arah lokasi pembedahan. "cewek bu, anaknya.." ada suara entah siapa, ah Alhamdulillah..

Tiba-tiba daku merasa mual, daku bilang ke seseorang di sampingku bahwa daku mau muntah. Dia ambilkan wadah yang biasa untuk menaruh peralatan medis kaya gunting dan sebangsanya itu, daku muntah dan seketika semuanya gelapppp...

Saat sadar daku sudah didorong menuju kamar pemulihan. Masih setengah teler karena efek bius, dipindahkan dari ranjang dorong sudah kaya ngangkat paus terdampar. Kedengaran nafas mereka terengah-engah, huahaha! 

Si Mas yang pertama kali kulihat. "Mas, tadi Ibu hampir mati..." ujarku lemah. Maksudnya saat tiba-tiba semuanya jadi gelap dan daku ga sadarkan diri. Kalo ingat sekarang jadi ketawa, haiyaaah memalukan banget. Tapi waktu itu sungguh menakutkan, suwer!!

Fresh from the oven!!
Dinara Safina Althafunnisa
Bibir sexy monyong-monyong, rambut lepek lengket karena air ketuban. Dinar ga langsung dimandiin setelah lahir. Besoknya baru mandi sama tante suster.

Status caesar karena KPD (Ketuban Pecah Dini)

Tandem bobo ..

Mereka yang turut gembira dengan kelahiran Dinar..

Dan, perjuangan masih belum berakhir ya sodara-sodara.. Sakit dan ngilu di bekas luka operasi membuat daku ga bebas bergerak. Air mata bercucuran menahan sakit. Tapi harus belajar jalan, biar cepat sembuh. Perjalanan ke toilet yang cuma beberapa langkah aja rasanya jauh ngalahin ke Mekkah. Belum lagi rasa aneh karena perut sudah ga gede membuncit lagi tapi berganti gelambiran lemak bergoyang-goyang yang bikin sakit jaitan setiap kali bergerak. Aduhai..

Belum lagi sakit di payudara yang membengkak kaya balon udara. Tapi susah luar biasa mau mengeluarkan isinya. Gentong doang gede, isi minim. Putingnya datar lagi, makin susah Dinar menyusu jadinya. Jadilah malam pertama setelah Dinar lahir kami langsung begadang. Dinar ngamuk karena haus sementara air susu belum keluar. Terpaksa menyerah pada susu formula, jadinya.. 

Saat itu daku berpikir, memang betul bahwa manusia hanya bisa berencana tapi Allah yang menentukan setiap kejadian. Pengen bersalin normal eh mesti caesar. Pengen breastfeeding eh mesti kasi susu sapi. Kecewa banget, sempet merasa ga hebat dan bodoh karena gagal di 2 hal paling penting. Apalah daya, sekuat apapun memompa susu, hasilnya menyedihkan. Padahal sudah makan semua yang katanya bisa memperbanyak air susu, dari daun katu, kacang tanah, apa aja yang orang bilang daku coba. Tapi nihil, belum lagi karena Dinar yang selalu ngamuk ketemu si puting datar. 

Akhirnya daku menyerah pada susu formula. Membujuk hati yang sedih dengan berkata 'gpp na, ga bisa breastfeeding bukan berarti ga bisa jadi Ibu yang baik'. Daripada bersedih hati lebih baik berkonsentrasi menjaga Dinar dan merawat luka jaitan yang masih nyut-nyutan.

Seminggu kemudian, suami harus balik kerja lagi. Sendirian daku menjaga Dinar. Kadang-kadang dibantu Ibuku juga, terutama Dinar pas lagi pengen cs sama Bang Haji Rhoma Irama. Demen begadang euy!! Selama 2 bulan pertama usianya, Dinar memang masih bedagang malam hari dan tidur nyenyak di siang hari. Tapi Ibuku juga masih aktif bekerja di instansi pemerintahan, jadi daku ga terlalu mengharapkan lah bantuannya. Beliau juga pasti lelah.

So, begitulah ceritanya. Alhamdulillah Dinar lahir sehat dan sempurna. Sebentar lagi, mau ulang tahun yang ke-3. Juli nanti. Insya Allah bisa menjadi anak yang solehah, pintar, menjadi kebanggaan orang tua dan kebanggan Allah SWT, amiiin.. 

1 komentar:

Hanis MY mengatakan...

Juli birthday hanis juga. Aduhh sedih jg ye bc rencana kamu ini tp sy stju smua pun dah dirancang elok oleh Allah dr bersedih lebih baik fokus jg bayi itu dgn pnh kasih...

Our Wedding

Our Adorable Princess